Sabtu, 28 Desember 2013

Bagimu agamamu. Untukku agamaku.

Buat yang pernah merasakan cinta terlarang, seperti cinta beda agama, pasti akan mengerti sama apa yang aku rasakan saat ini.

Mungkin ini bukan pertama kalinya aku pacaran. Tapi ini pertama kalinya aku bisa suka banget sama laki-laki ini. Laki-laki yang bisa mengajarkan kesederhanaan, kesabaran, dan kedewasaan. Bukan cuma aku aja yang suka sama dia, tapi ibu aku juga. Ibu aku pernah cerita ke tante aku, "orangnya baik, yang bikin aku seneng sama dia, orangnya bisa terima anakku apa adanya". Bahkan ibuku bisa bilang gitu tentang pacar aku. 

Hubungan kita indah banget. Kita enga pernah berantem, kita pacaran bagai teman, selera juga engga jauh beda, kita pacaran juga apa adanya. Itu yang bikin kita bisa pacaran sampai hampir tahun keenam. Memang terlihat tidak ada masalah, tapi kalao tau kita punya masalah yang sangat besar, yang kita hanya tinggal menunggu waktu, akan kemana hubungan ini..

Ya... Kita berbeda keyakinan. Aku islam, dan dia kristen. Kesalahan aku, aku menyembunyikan hal ini kekeluargaku, kalau pacarku beda keyakinan, dia sudah bilang kekeluarganya, tapi mereka lebih memilih kalau anaknya bisa mencari wanita se-iman. Dan akhirnya pacar aku menyembunyikan kalo masih pacaran sama aku. Jadi jangan heran kalau namaku di hapenya bukan nama asliku, alias nama cewe lain. Sakit? Memang. Sedih? Jangan ditanya lagi..

Hampir setiap malam aku menangis hubungan indahku yang terhalang karena agama. Aku sering menyalahkan dia, karena dia tau dari awal kalo aku islam, kenapa masih mau pacaran. Mungkin maksud awal dia, pacaran cuma buat biar engga jomblo. Sampai akhirnya kita hook up, engga bisa lepas satu sama lain sampai hampir 6 tahun.

Aku juga sering bertanya, apa ini karma orang tuanya, karena mereka menikah beda agama. Jangan senang dulu. Anggap saja kalian perokok, apakah kalian ingin anak kalian juga menjadi perokok? Tidak kan? Sama dengan orang tuanya.

Aku memang sangat ingin bersama dia, tapi aku juga engga pingin cuma kita yang bahagia, sedangkan keluarga tidak akan pernah bahagia. Suka sedih kalo denger lagu Seventeen-Jalan terbaik, atau film-film tentang beda keyakinan. Pasti endingnya tidak pernah bersatu. Kalo mungkin suatu hari nanti, aku harus berpisah. Aku cuma pingin dia bahagia selalu.